gilabalap.com – Cerita menarik datang dari pencapaian sempurna pegokart TKM Racing, Gezha Sudirman. Di seri pamungkas Eshark Rok Cup Indonesia yang digelar berbarengan dengan Asia Rok Cup di Sentul Karting Circuit, Minggu (11/9) kemarin, Gezha sukses menutup musim 2016 dengan mengawinkan gelar juara nasional dan gelar juara Asia untuk kelas bergengsi yakni kelas Junior Rok GP.
Namun prestasi tersebut tentunya tidak diraih Gezha dengan mudah. Sejak seri pertama remaja pendiam ini memang tampil dominan dengan selalu konsisten meraih podium pertama. Namun memasuki seri ke-3, Gezha yang kembali meraih juara pertama harus didiskualifikasi karena berat gokartnya tidak sesuai regulasi. Disinilah awal dari ketatnya perolehan poin klasemen kelas Junior Rok, bahkan penentuan gelar juara pun harus ditentukan hingga seri terakhir.
Benar saja balapan seri pamungkas kelas Junior Rok GP menghadirkan tontonan seru dimana dua pegokart yakni Gezha dan pesaing terdekat M. Harits sama-sama punya kans untuk meraih double winner.
Baca juga: Dua Pegokart TKM Ini Berpeluang Raih “Double Winner”
Sejak heat, pre final hingga final beragam drama pun terjadi. Di heat Gezha mengalami beberapa kendala yang membuatnya gagal meraih hasil maksimal, begitupun di babak prefinal. Saat yang bersamaan pesaingnya M. Harits justru mampu mendapat pace dan ritme yang cukup bagus.
Puncaknya di race final, beban berat justru berada di pundak Gezha yang start di posisi ke-7 sedangkan M. Harits memulai lomba di baris depan. Sementara baik M. Harits maupun Gezha harus dan wajib finish di posisi pertama untuk mengamankan gelar juara.
Akan tetapi, istilah yang menyebutkan “apapun bisa terjadi di balapan” terbukti. Lepas start, Gezha masih tertahan di posisi ke-6 sementara M. Harits langsung ngacir di posisi paling depan. Tak ingin melepas gelar juara, Gezha Sudirman terlihat begitu fokus dan menjalani balapan dengan konsentrasi penuh. Satu per satu kompetitor berhasil ia lewati hingga akhirnya ia berada di posisi kedua.
Gap yang cukup jauh dari M. Harits berhasil dipangkasnya hingga battle pun tak terhindarkan. Beberapa kali M. Harits melakukan defence yang membuat Gezha kerap gagal melakukan overtake. Puncaknya, memasuki beberapa lap jelang finish, Gezha mampu menyalip M. Harits tepatnya di turn 12 Sentul Karting. Adu strategi antara kedua pembalap remaja ini membuat gokart mereka sempat bersentuhan hingga di satu momen Gezha mendapat celah dan melakukan overtaking yang cukup cantik saat M. Harits sedikit melebar.
Baca juga: Gezha Sudirman Kawinkan Juara Nasional & Asia
Usai momen tersebut Gezha dengan percaya diri terus melaju dan meninggalkan lawan. Hingga balapan berakhir Gezha menyentuh finish di posisi pertama dengan keunggulan gap 7 detik dari M. Harits yang akhirnya finish di posisi kedua.
Meski demikian, hasil siapa yang juara tetap belum bisa diputuskan karena M. Harits mengajukan protes terhadap overtake Gezha di tikungan 12. Menurut M. Harits sebelum menyalip Gezha melakukan dorongan yang membuatnya melebar, sementara Gezha pun balik mengklaim M. Harits melakukan Hard Brake yang menyebabkan sentuhan.
Lewat bukti-bukti keterangan dari kedua pembalap, laporan steward, dan rekaman video, race director akhirnya mengumumkan bahwa tidak ada insiden yang terindikasi kesengajaan sehingga Gezha pun keluar sebagai juara untuk seri Indonesia dan Asia.
Dengan demikian, Gezha Sudirman berhak atas tiket grand final untuk mewakili Indonesia tampil di South Garda, Italia Oktober mendatang plus satu unit mesin Rok seharga Rp 45 juta. Jadi wajar saja jika overtake Gezha harus diuji lewat persidangan ala sirkuit karena overtake itu nilainya lumayan lho, “Rp 45 Juta”.
Gezha Sudirman raih double winner (Juara Nasional dan Juara Asia)