

gilabalap.com – Pemimpin klasemen sementara MotoGP, Jorge Lorenzo sebenarnya memang layak menjadi pemenang di GP Mugello yang berlangsung Minggu (22/5). Betapa beruntungnya Jorge, Rossi gagal finish akibat mesin jebol dan lagi-lagi ia memenangi balapan berdampingan dengan rekan senegara Marc Marquez.
Namun lepas dari kemenangan Lorenzo di Mugello, sadarkah anda akhir-akhir ini Lorenzo menjadi rider yang paling kritis. Jorge sangat kritis dengan setiap situasi. Selain kritis dalam mengeluh, juara dunia musim lalu ini juga ternyata sangat kritis saat membanggakan diri.
Contohnya, saat konferensi pers usai kualifikasi GP Mugello dimana Lorenzo menempati starting grid ke-5. Jorge mengutarakan pendapatnya dengan menuding Vinales dan Rossi bekerjasama agar ia tidak start di baris depan. Lorenzo mengatakan kalau Vinales bisa start di posisi ke-2 karena mengambil waktu berbarengan dengan Rossi saat kualifikasi Mugello. (Baca: Start ke-5, Lorenzo Salahkan Vinales & Rossi)
“Strategi balap saya adalah sendirian di depan dan berusaha secepat mungkin meninggalkan lawan. Beberapa rider terkadang memang suka mencari dan menunggu rider lainnya, tapi dalam kasus Rossi-Vinales sedikit berbeda. Ini adalah strategi mereka,” tuding Lorenzo saat konferensi pers usai sesi kualifikasi.
Akan tetapi layaknya manusia biasa menjadi semakin hebat, Lorenzo sepertinya sudah melupakan tudingan tersebut karena pada akhirnya ia berhasil memenangi balapan Mugello.
Kali ini berbanding terbalik, usai finish pertama di Mugello, Jorge dengan lantang membanggakan diri. Tidak sekedar membanggakan diri, tapi rider bernomor 99 tersebut tetap kritis saat membanggakan prestasinya.
Menurut Lorenzo saat ini tidak ada orang bisa menyindir gaya balapnya. Kemenangan di Mugello membuktikan dirinya bisa memenangi balapan dengan beragam situasi dan tidak melulu ngacir sendirian di depan.
“Saya telah memenangkan banyak balapan. Start dari belakang, memulai start dengan buruk dan perlahan memperbaiki posisi, dan memenangkan balapan di lap terakhir. Saya juga pernah melakukannya di kelas 125 dan kelas 250.”
“Hari ini saya menang bukan karena pace saya yang bagus, tanpa pole position, jadi ini adalah jawaban untuk segelintir orang yang selalu mengkritik saya tanpa mengingat sejarah dan statistik saya,” jelas Lorenzo yang ingin dunia tahu kalau dia sangat hebat.
Tidak cukup disitu, Lorenzo kembali mengingatkan orang- orang dengan battlenya melawan Marquez di GP Silverstone musim 2013 saat ia unggul dengan gap 0.081 detik.
“Akhirnya ada pertarungan di lap terakhir, beberapa jurnalis menyebutkan tidak ada lagi battle seperti itu dan akhirnya saya senang bisa kembali melakukannya di MotoGP,” papar sang jawara Lorenzo.
Semakin menarik, musim 2016 masih panjang, artinya masih akan ada belasan “keluhan” Lorenzo plus belasan kejutan dari rider terbaik di “Muka Bumi” saat ini, Jorge Lorenzo.