gilabalap.com – Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh berpengaruh di dunia motorsport tanah air. Tepatnya hari ini, Senin (10/10) Nicky Tjonnadi yang merupakan sosok penting di olahraga gokart menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit di Penang, Malaysia sekitar pukul 12:15 waktu setempat.
Sejak beberapa pekan terakhir Nicky Tjonnadi memang berjuang melawan sakit kanker yang dideritanya. Kabar Nicky menghembuskan nafas terakhir tentu membuat hampir seluruh pelaku, pembalap, dan praktisi olahraga gokart khususnya dan komunitas otomotif Indonesia pada umumnya turut berduka.
Bukan tanpa alasan, selain dikenal sebagai orang yang memiliki dedikasi dalam perkembangan olahraga otomotif tanah air, pria yang juga pernah aktif di organisasi IMI untuk biro roda 4 ini juga dikenal sebagai pribadi yang berkesan bagi semua orang.
Rasa berduka disampaikan langsung oleh Komentator Sirkuit Sentul, Ricky Sitompul yang mengenal sosok Nicky Tjonnadi sejak lama.
“Beliau adalah sosok luar biasa untuk dunia motorsport di Indonesia, terutama roda empat dan gokart. Sering teringat adalah senyumnya dan almarhum bisa dibilang sosok yang jahil. Tapi itu memang dilakukannya untuk mencairkan suasana tegang saat kompetisi balap. What a great man with a good personality,” kata Ricky.
Tidak jauh berbeda dengan pelatih gokart Haridarma Manoppo. Haridarma yang sudah lama bekerja bersama Nicky Tjonnadi juga sangat mengenal sosoknya.
“Kalau saat serius beliau orang yang tegas, namun saat suasana santai dia benar-benar bisa ngelucu. Banyak sekali jasa beliau terhadap saya. Yang pasti dia adalah pribadi yang sangat baik,” ujar Haridarma.
Disisi lain, Nicky Tjonnadi juga dianggap sangat dermawan dalam berbagi ilmu. “Dia orangnya baik dan sering ngasih input ke pembalap-pembalap muda. Tidak pernah pelit ilmu,” sambung Dicky Setiawan manajer tim gokart TKM Racing.
Bicara mengenang jasa Nicky Tjonadi, Imanto Ayahanda dari pegokart muda berprestasi Muhammad Harits menjadi saksi bagaimana polesan sang mentor mampu mendidik anaknya M. Harits tumbuh menjadi pegokart yang disiplin. “Maret 2009, Harits pertama kali mengenal Sentul dan dibimbing langsung oleh almarhum Nicky,” ujar Imanto.
Foto kenangan Imanto saat Nicky Tjonadi memperkenalkan Sirkuit Sentul kepada M. Harits kecil
Ia menambahkan saat itu, Nicky membonceng Harits dengan sepeda motor untuk mengajari racing line hingga sekarang M. Harits mampu meriah prestasi menjadi juara di kelas Junior dan terbang mewakili Indonesia di ajang Grand Final Rok International di South Garda, Lonato, Italia, akhir Oktober nanti.
Akhir 2015, Nicky Tjonadi didiagnosa mengidap kanker. Almarhum sempat bolak-balik dirawat di Penang untuk berobat. Sejak bulan September lalu, kondisinya terus memburuk hingga ia pun harus menghadap sang khalik. Selamat jalan Nicky.