gilabalap.com – Eksistensi Budiyanto di balapan Mercedes Benz memang sudah tak terbendung. Dari empat seri ISSOM 2019 yang sudah bergulir, Budiyanto tampil dominan dengan menyapu bersih semua seri. Artinya bisa dibilang di atas kertas gelar juara umum balapan Merci (Mercedes One Make Race) akan kembali ke tangan pengusaha muda ini.
Begitupun pada kelas lainnya yakni ETCC 3000 Rising Star, dengan kendaraan yang sama Mercedes Benz W202, Budiyanto juga semakin diperhitungkan karena nyaris tak pernah absen di podium.
“Untuk seri 4 kali ini cukup puas. Di balapan Merci pagi hari saya pole position dan finish 1. Terus untuk di ETCC (night race) saya masih pakai Merci, start dari urutan ke-6 finish ke-2 di Rising Master, Alhamdulillah,” kata Budiyanto.
Selain itu, di seri 4 (ISSOM Night Race 2019) yang berlangsung Sabtu (31/8) kemarin, Budiyanto mencuri perhatian di kelas STCR1 dengan menurunkan amunisi yang cukup eksotis yakni BMW Z4. Hanya saja mobil barunya ini masih dalam tahap riset dan pengembangan.
“Untuk yang STC hari ini berharap cuma bisa finish karena mobil ini masih trial dan masih banyak mengalami kerusakan seperti di dogbox masih bermasalah. Sebelum race juga ada masalah di gardan dan kemaren ada masalah di as roda. Jadi hari ini bisa finish aja dengan Z4 ini sudah cukup puas,” terang Budiyanto.
Budi menambahkan, meski armada anyar BMW Z4 belum maksimal dalam hal performa, namun untuk balapan malam hari kendaraan ini lebih nyaman dibanding tunggangan Merci.
“Untuk Z4 ini lebih enak dipakai balap malam, kebetulan ini mobil baru keluaran 2012 jadi lampunya masih bagus atas bawah. Selain itu, kalau malam cuaca lebih dingin, jadi bisa ngepush di enginenya. Sedangkan untuk di Merci saya mengalami kesulitan di pencahayaan lampu. Karena dari penerangan sirkuitnya masih minim jadi harus kitanya yang mesti ekstra fokus,” beber pembalap andalan dari tim JVS SWTCH Kiara.
Bicara target musim ini, jelas saja kelas Mercedes Benz sepertinya akan menjadi milik Budiyanto karena sudah menang 4 seri beruntun. Target juara sebenarnya juga dicanangkan untuk kelas ETCC, hanya saja Budiyanto sudah kehilangan poin di seri 2 karena gagal start.
“Untuk kelas Merci saya masih leading karena sejak seri 1 sampai seri 4 saya finish posisi pertama. Nah untuk ETCC sedikit berat karena di seri 2 saya tidak start jadi udah kehilangan poin tuh. Agak berat untuk ngejar juara umum, jadi target paling maksimal dua besar lah,” tutup Budiyanto.