gilabalap.com – Kejuaraan Trial Game Asphalt 2019 akhirnya menyudahi seri final yang berlangsung di di Sirkuit Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu (14/12) malam.
Seri final kali ini mengusung titel Trial Game Asphalt International Championship 2019 karena juga diikuti oleh tiga rider internasional yang turut berkompetisi yakni Germain Vincenot, Sylvain Bidart dan Maxime Lacour.
Ketiganya tampil di kelas FFA 540 International melawan rider papan atas Indonesia seperti Doni Tata, Farudilla Adam, Tommy Salim, Ivan Harry, Raffi G Tangka, Rian Hercules, Surya Narayana hingga Pedro Wunner yang sudah memahami karakter trek Boyolali.
Faktor cuaca menjadi kendala bagi semua peserta. Sejak sore hari lintasan diguyur hujan lebat. Hal ini membuat semua pembalap harus mengganti ban dan merubah setingan motor.
“Apa yang saya persiapkan sejak kemarin berubah jadi nol karena kondisi cuaca. Ini tantangan yang cukup sulit mengingat saya tidak punya banyak waktu untuk mengubah settingan motor,” ucap Germain Vincenot jelang race.
Pengalaman dan kematangannya di berbagai event internasional membuat Vincenot akhirnya berhasil keluar sebagai yang terbaik dengan menyapu bersih dua race yang berlangsung.
Pada sesi Moto 1, Germain menjadi yang tercepat dibayangi oleh Sylvain dan Lewish Cornish. Lanjut di Moto 2, Germain kembali memimpin sejak awal race dan bersaing ketat dengan Sylvain. Satu-satunya rider nasional yang masuk posisi lima besar di kelas ini ialah Doni Tata dengan perolehan 29 poin di posisi ke lima.
“Saya senang bisa memenangi dua race dan meraih juara di tempat ini. Atmosfirnya luar biasa, baik dari sisi persaingan hingga dukungan para penonton. Terima kasih 76 Rider telah memberikan pengalaman balapan yang luar biasa ini,” ungkap Germain Vincenot.
Mario CSP selaku Perwakilan 76 Rider menuturkan hadirnya tiga rider internasional di seri terakhir ini merupakan upaya 76 Rider sebagai wadah komunitas ekstrim sport di Indonesia untuk meningkatkan sisi kompetitif balapan supermoto di Indonesia. Langkah menghadirkan rider internasional ini sudah dilakukan sejak tahun lalu pada seri final round di Sirkuit Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
“Meski kita lihat yang menjadi juara adalah rider – rider luar negeri, tapi dari balapan ini bisa memberikan banyak pelajaran bagi rider nasional terutama soal teknik dan skill sehingga ke depannya rider-rider nasional kita bisa semakin kompetitif dan membawa perkembangan yang signifikan bagi dunia supermoto di Tanah Air,” tutup Mario.