gilabalap.com – Penyelenggaraan balap mobil Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2023 telah tuntas, Minggu (19/11/2023) akhir pekan kemarin di Sirkuit Sentul, Bogor.
Salah satu kelas balapan yang konsisten menghadirkan gebrakan adalah Mercedes One Make Race Championship (MOMRC), sebuah balapan yang mengkhususkan pada merk Mercedes-Benz di ajang ISSOM.
Salah satu inovasi baru yang dihadirkan promotor MOMRC di musim 2023 ini yaitu trofi atau piala dengan bentuk atraktif, menarik, dan berbeda-beda di setiap serinya.
“Hal ini bermaksud untuk memberikan nuansa yang berbeda dari setiap putaran. Terutama bagi para pembalap yang berhasil meraih podium. Dan ini pula yang memberikan warna lain serta memberikan kesan keunikan tersendiri bagi MOMRC dibanding dengan promotor-promotor lainnya yang mengikuti kegiatan ISSOM selama ini,” ujar Iswachyudi selaku promotor MOMRC.
Adapun keunikan trofi MOMRC terinspirasi dari sosok tokoh dalam dunia Wayang. Keberadaan sosok wayang tersebut terlihat pada trofi yang disiapkan untuk putaran 1 dan 2, dimana bentuk trofi sengaja dibuat dengan bentuk kebalikan dari putaran 1 dan putaran 2 atau dengan kata lain sebuah refleksi bentuk yang memberikan kesan “berpasangan”.
Bukan tanpa alasan, hal itu berasal dari filosofi bahwa Sang Pencipta alam semesta ini menciptakan segala sesuatu selalu berpasangan misalnya, ada kanan dan kiri, ada siang dan malam, ada terang dan gelap dan lain-lain.
“Trofi-trofi yang kami siapkan ini bukan saja dikhususkan kepada para pembalap yang berhasil tampil sebagai pemenang semata, kami selaku promotor pun selalu menyiapkan beberapa trofi apresiasi untuk para pihak sponsor, juga kepada tokoh-tokoh yang selalu memberikan konstribusi positif sepanjang perjalanan MOMRC pada tahun 2023 ini, termasuk juga bagi media-media yang begitu setia meliput kegiatan MOMRC,” terang Yudi.
Trofi round 1 dan 2
Secara basic, jika dilihat dari sisi belakang, trofi ini menggambarkan sosok wanita bersanggul (konde). Sosok wanita bersanggul ini melambangkan adalah sosok seorang ibu. “Sosok ibunda inilah yang menjadikan tema trofi kami yaitu ‘Sosok hebat dibalik sebuah Prestasi’. Didalam dunia perwayangan, tokoh wanita ini tidak lain adalah Srikandi yang memiliki sikap dan tekad yang kuat, tegas, pemberani, percaya diri, handal serta piawai dalam olah panah membidik sasaran. Sosok ibu yang hebat inilah yang kami identikan sebagai seorang Srikandi,” jelas Yudi.
“Sedangkan dari sisi depan, trofi ini menggambarkan telapak tangan yang menengadah seperti sedang berdoa kepada Sang Pencipta. Secara keseluruhan trofi ini memberikan pesan bahwa Sepanjang hidup sang ibu selalu berjuang dalam memberikan yang terbaik buat kita, mulai dari mengandung, melahirkan, merawat, mendidik, hingga membesarkan kita. Setiap hembusan nafasnya selalu terselip doa dan harapan agar kita menjadi manusia yang cerdas hebat, bermanfaat untuk siapapun dan pandai menjaga amanah,” sambungnya.
Trofi round 3 dan 4
Pada Round 3 dan 4 MOMRC, trofi yang diberikan memiliki makna yang kuat. Jika dilihat dari sisi belakang, bentuk trofi ini menunjukan siluet sosok Arjuna, salah satu tokoh wayang yang terkenal dengan sikap cerdik, sopan, pandai, teliti, pendiam, bijaksana, gagah berani dan melindungi yang lemah dan beberapa sikap kebaikan lainnya.
Aksen celah segi empat yang diberikan ornamen tiang bulat berbahan stainless steel. Secara keseluruhan, trofi ini mempunyai makna disetiap kehidupan yang telah kita rencanakan, pada kenyataannya kita sering dihadapkan dengan halangan-halangan atau celah-celah kekurangan.
Untuk itu kita harus tetap teguh dan berdiri kukuh pada prinsip dan tujuan semula. Tiang itu sendiri menggambarkan bahwa kita harus pandai mempersiapkan diri untuk memproteksi diri agar kita tidak mudah menyerah dan pasrah atas semua cobaan yang kita hadapi.
Sebagaimana pada Round 1 dan 2 dimana trophy ini dibuat berpasangan. Maka pada trophy round 3 dan 4 pun dibuat berpasangan.
Trophy Round 5 dan 6
Pada Round 5 dan 6 ini, trofi MOMRC mengangkat tema ‘Semangat dibalik kekuatan yang dahsyat’. Secara bentuk, trofi ini menggambarkan perpaduan antara bentuk kunci Inggris dan tokoh wayang Gatotkaca.
Tokoh Gatotkaca inilah yang menjadi inspirasi karena punya kekuatan yang dahsyat dan memiliki julukan ‘Otot kawat tulang besi’. Disamping itu Gatotkaca mempunyai sifat berani, teguh, tangguh, cerdik, waspada, gesit, tangkas, tabah dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar.
Yang terpenting lagi, Gatotkaca selalu mengajarkan untuk selalu mengingat dan menghargai siapapun yang telah berjasa dalam perjalanan menuju kesuksesan, juga untuk tak lupa membalas kebaikan budi orang lain.
Sementara bentuk kunci inggris dengan 5 ulir pemutar itu sendiri merupakan penggambaran sebuah alat yang sangat ‘fleksibel’ yang bisa digunakan untuk mengencangkan maupun mengendurkan mur/baut dengan segala ukuran. 5 ulir pemutar itu sendiri melambang ‘panca indera’ yang dimiliki tiap insan. Sehingga secara keseluruhan trofi ini mengandung pesan: semoga kita menjadi manusia berani, tangguh pintar dan kuat namun kelima panca indera kita ini harus harus selalu mengajak kita untuk tetap berbuat baik kepada siapapun serta tidak pernah melupakan serta selalu membalas budi baik kepada siapapun.
Trophy Juara Umum
Secara utuh trophy juara umum ini berbentuk segitiga. Dimana segitiga itu sendiri melambangkan ‘kekuatan dalam mencapai prestasi tertinggi’. Keberadaan ornamen 3 buat baut melambangkan trilogi sinergi meliputi tiga unsur yakni pembalap, unsur kendaraan, dan unsur mekanik yang saling berkaitan dalam meraih prestasi.
Secara metafisika segitiga itu sendiri melambangkan perpaduan raga, pikiran dan jiwa yang selalu bergerak menuju puncak keberhasilan. Kemudian dalam perspektif religi, segitiga itu sendiri juga sebuah konsep tiga unsur yaitu Tuhan, Manusia dan Alam Semesta.
Bentuk segitiga ini pun terinspirasi dari bentuk ‘gunungan/kayon’ dalam kesenian wayang kulit yabg berfungsi sebagai lambang pembukaan sekaligus penutupan dalam pertunjukan wayang kulit. Bentuk lancit itu sendiri melambangkan kehidupan manusia, semakin tinggi ilmu dan semakin dewasa usia manusia maka harus semakin mengerucut (golong gilik) manunggaling jiwa ‘Rasa Cipta, karsa dan karya’ dalam kehidupan. Maka secara keseluruhan trofi-trofi ini diharapkan menjadi sebuah pesan dan cerita yang berkelanjutan.