gilabalap.com – Pertamina selaku sponsor utama Rio Haryanto menggelar diskusi serta evaluasi seputar performa Rio pada 3 Grand Prix Formula 1 2016 yang sudah dijalani. Sejauh ini Rio memang belum menghasilkan pencapaian maksimal namun lewat agenda diskusi dengan para jurnalis, Pertamina serta tim Advisor F1 ingin sharing beberapa data positif agar masyarakat Indonesia tetap mendukung Rio.
Acara diskusi ini berlangsung di Bloeming Restaurant FX Sudirman, Jakarta Selasa (19/4) dan dihadiri oleh perwakilan Pertamina, Wianda Pusponegoro serta dua pengamat F1 antara lain M Wahab S dan Roy Daroyni.
Menanggapi berbagai komentar kepada Rio termasuk komentar miring pasca hasil buruk di Melbourne, Bahrain, dan Shanghai, pihak Pertamina ingin publik mengetahui tingginya kompleksitas balapan F1 serta tantangan yang harus dilewati pembalap debutan seperti Rio.
Apalagi Manor Racing, tim F1 yang menaungi Rio juga sedang menjalani masa transisi penggantian mesin dari Ferrari tahun 2015 berganti ke mesin Mercedes di tahun 2016 ini. “Kalau kita ingin menilai Rio, kita harus melihat posisi Manor. Manor ini bukan tim papan tengah juga bukan tim papan bawah. Tapi ini adalah tim yang bermetamorfosis dari tim-tim sebelumnya yang memang eksis di F1. Tahun lalu Manor memakai mesin Ferrari dan tahun menggunakan Mercedes,” M Wahab S, Pengamat F1.
Wahab menambahkan bahwa Manor punya kans untuk bersaing dalam pengembangan dan riset mobil yang sampai saat ini masih dilakukan. Setidaknya Manor punya nama-nama berpengalaman yang menduduki jabatan vital seperti ahli aerodinamika Nikolas Tombasis yang pernah di Mclaren dan Ferrari. Lalu ada Pat Fry, Chief Engineer Manor yang lama di Mclaren serta Race Director handal yakni Dave Ryan.
“Ketiganya juga baru bergabung. Pengembangan F1 butuh berbagai tahapan bagaimana mobil bisa balance seperti berat, rem. Manor saat ini masih mencari weight balance yang pas. Lalu tahap selanjutnya tikungan, kemudian kombinasi kecepatan. Jika semua paket mobil sudah terpenuhi disaat itulah peran pembalap diuji, kemudian yang terakhir barulah strategi tim,” jelas Wahab.
Rio Sudah Buktikan Talentanya
Senada dengan M Wahab, pengamat F1 lainnya Roy Daroyni menjelaskan bahwa jika dianalisa lebih jauh, penampilan Rio sebenarnya tidaklah jelek-jelek amat. Bahkan jika dibandingkan dengan rekan satu timnya Pascal Wehrlein yang sudah 2 tahun menjadi test driver Mercedes, Rio tidak kalah jauh.
“Mobil F1 itu rumit dan begitu kompleks dan sangat berbeda dibandingkan mobil GP2. Saya menganalisa data dari Bahrain dan Shanghai. Di GP Bahrain untuk sektor 2 berkarakter pelan dan sektor 3 dengan karakter cepat. Dari situ kita bisa lihat posisi Rio bersama Manor. Artinya setingan mobil belum ditemukan,” kata Roy.
Ia menambahkan permasalahan utama adalah setingan mobil yang belum ditemukan. “Bukan masalah mesin, setingan setiap pembalap itu berbeda. Seperti sudut sayap, setingan suspensi. Bisa saja Rio mengcopy setingan Pascal tapi belum tentu cocok karena driving stylenya berbeda,” beber Roy.
Adapun nilai positif lainnya yang dimiliki Rio bersama Manor Racing adalah mesin Mercedes sudah teruji. Mesin yang digunakan Manor adalah mesin yang dua tahun terakhir mengantarkan Mercedes meraih gelar juara dunia untuk kategori pembalap (Hamilton) dan konstruktor.
“Di Shanghai misalnya, overall top speed Rio berada di peringkat ke-3 saat sesi kualifikasi. Saat sesi race 11 dia menempati urutan 11 data top speed. Memang top speed bukanlah hal terpenting di F1, namun ini bukti kalau mesin Mercedes yang digunakan Manor bisa bersaing. Namun kembali lagi Manor masih mencari setingan terbaik, dan mereka sedang mengarah kesana,” jelas Roy.
Sementara itu, Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication PT Pertamina berujar bahwa ia melihat Rio Haryanto layak didukung penuh tidak hanya oleh Pertamina namun semua masyarakat Indonesia.
“Dari 3 race yang sudah berjalan kami melihat daya juang, tekad dan mental Rio dalam balapan. Itu yang kami lihat sejak di GP3 dan GP2. Kami optimis Rio bisa memberikan gebrakan,” imbuh Wianda.
Dibalapan perdana Rio di F1 Melbourne, pembalap kelahiran Solo tersebut gagal finish akibat trouble engine, kemudian di Bahrain ia finish di urutan 17. Terakhir di GP Shanghai Rio hanya menyelesaikan balapan di urutan ke-21 dari total 22 pembalap yang finish. (adri/gilabalap.com)
Ki-ka: M Wahab S, Wianda Pusponegoro, Roy Daroyni