

gilabalap.com – Event Fun Race merupakan pilihan tepat bagi para komunitas/klub pencinta motor untuk menyalurkan hobby balap mereka di lintasan sirkuit. Namun, tentu sangat disayangkan jika para komunitas yang ingin serius mengasah skill balap mereka justru harus menjadi korban dari pihak penyelenggara fun race.
Kondisi ini menjadi buah bibir setelah munculnya ketidakjelasan event Fun Race dengan label Indonesia Trackday Series (ITS). Fun Race yang muncul pada tahun 2015 ini dipastikan sudah tidak akan digelar lagi. Bahkan dari obrolan dengan para komunitas, si penyelenggara ITS tengah berstatus “Buron”. Wah, ada masalah apa ya?
Berdasarkan laporan dari beberapa narasumber, event ITS yang sebelumnya cukup harum dengan animo peserta yang tinggi serta publikasi yang positif ternyata menyisakan cerita negatif.
“Terlalu banyak masalah. Mulai dari tahun 2016 yang katanya digelar 5 seri. Seri 5 malah mundur di Januari 2017. Tahun ini sudah tidak ada digelar lagi. Sponsor sama sekali nggak diuntungkan padahal antusias peserta cukup tinggi rata-rata 300 an peserta tapi nggak berkembang karena penyelenggaraan seperti itu, contohnya kalau hujan balapan dibatalkan tanpa kompromi dengan peserta, mundur suka-suka, hadiah gak dikasih, dll,” demikian ungkapan kekecewaan pihak Elig Indonesia yang menjadi salah satu sponsor di event ITS.
Hal senada juga disampaikan oleh Ezra salah satu peserta yang tampil di kelas 250 Pemula A. Ezra membenarkan kalau ia memang tidak mendapatkan hadiah yang harusnya menjadi miliknya.
“Soal hadiah, iya, memang nggak turun. Bukan saya saja, banyak temen-temen yang lain juga seperti itu,” kata Ezra yang sempat meraih podium ke-2 kelas 250 pemula A.
Begitupun dengan Beng-Beng, pebalap lain yang turun di kelas 150 2 tak. “Yang terakhir nggak dibayar, saya podium 2,” ucapnya.
Tak hanya itu, nada kecewa juga dilontarkan oleh Joy Albert yang merupakan pebalap sekaligus menjadi sponsor di ITS.
“Kebetulan saya peserta dan sponsor juga. Dari sisi peserta intinya duit hadiah itu sama sekali nggak ada yang keluar. Kita sebenarnya nggak masalahin duitnya. Tapi harusnya terbuka dan jangan lari gitu aja. Ada yang juara umum hadiahnya motor, ternyata nggak jadi diganti uang 5 juta tapi ternyata juga nggak ditransfer. Sekarang buron, nggak tahu dimana orangnya,” jelas Joy.
Adapun hal lain yang juga dirasakan Joy sebagai sponsor adalah ia sama sekali tidak mendapatkan benefit dari kemasan fun race ITS.
“Kita nggak dapat apa-apa sebagai sponsor. Disounding juga nggak. Yang ada malah penyelenggara minjem duit bahkan ada teman-teman yang kena, dan uangnya juga dibawa kabur,” ungkap Joy.
Tentu kita semua berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Apalagi yang menjadi korban adalah para peserta yang notabene merupakan pencinta olahraga motorsport yang ingin menyalurkan hobi balap mereka secara profesional.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya untuk seluruh racing enthusiast dan semoga dunia balap tanah air semakin baik dengan komitmen dan visi yang tepat dari semua pihak.