

gilabalap.com – Ikatan Motor Indonesia (IMI) menggandeng Federation of International Motorcycling (FIM) dalam menggelar seminar Motocross Commission Clerk of the Course/Sporting Steward (CMS) dan International Medical Commision Chief Medical Officer (CMI) yang diadakan di Hotel Aston Priority, TB Simatupang, Jakarta pada akhir Januari lalu.
Seminar selama dua hari ini diikuti oleh sebanyak 30 peserta yang datang dari beberapa daerah di Tanah Air seperti Jakarta, Bandung, hingga Kalimantan Tengah. Tak hanya program seminar, para peserta juga mengikuti ujian tertulis yang hasilnya berguna untuk menentukan jenis-jenis lisensi apa saja yang berhak diterima oleh peserta tersebut.
Pengurus IMI DKI Biro Roda Dua, Rulianto Katam, yang menjadi salah satu peserta mengatakan seminar yang diadakan oleh FIM ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baik mungkin, karena jarang sekali diadakan.
“FIM mengadakan seminar ini berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh IMI, mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah MXGP. Tentu saja kita butuh steward, juri, serta perwakilan dari IMI yang memiliki lisensi langsung dari FIM untuk menjadi tim official perlombaan MXGP. Maka dari itu, seminar dan ujian dari FIM ini sangatlah diperlukan,” ungkap Rulianto Katam.
Sementara itu, Tony Skillington selaku FIM Motocross Commission Director turun langsung sebagai pembicara seminar Motocross Commission Clerk of the Course / Sporting Steward (CMS) ini.
Skillington berbagi cerita, pengalaman, serta ilmunya terkait program kerja FIM yang perlu diaplikasikan dalam perlombaan di Indonesia, khususnya pada saat gelaran kejuaraan dunia MXGP yang akan diselenggarakan di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka pada 4 dan 5 Maret mendatang. Beberapa hal yang menjadi pokok bahasan Skillington adalah bagaimana menyusun struktur organisasi komisi olahraga motocross menjadi ideal. Ia juga menegaskan mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seorang pengawas perlombaan.
Sementara dalam seminar International Medical Commission / Chief Medical Officer (CMI), Dr. David McManus selaku FIM International Medical Commission Director hadir sebagai pembicara.
McManus menjelaskan mengenai langkah-langkah yang tepat dan akurat sebagai tim medis yang berada di lapangan pada saat perlombaan berlangsung. McManus mengutarakan bahwa layanan medis dalam suatu perlombaan harus memiliki kelengkapan dari sisi peralatan, kendaraan, serta tim medis dalam jumlah yang cukup dan terorganisir dengan baik. Tim medis ini perlu memastikan bahwa pebalap yang mengalami kecelakaan dapat diberikan penanganan darurat yang tepat dan akurat.
Satu hal penting lain yang disampaikan oleh McManus adalah bahwa ketika seorang pebalap mengalami cidera cukup parah sehingga mengharuskan dirinya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans atau helikopter, hal tersebut tidak boleh mengganggu jalannya perlombaan. Dengan kata lain, pihak penyelenggara harus memiliki peralatan serta tim medis tambahan yang diperlukan untuk membuat perlombaan dapat terus berjalan. Selain itu McManus juga menerangkan mengenai pentingnya pemeriksaan anti doping yang harus dilakukan dalam suatu event kejuaraan dunia.
Sekretaris Jenderal IMI Pusat, Jeffrey JP, yang turut hadir dalam seminar menuturkan bahwa nantinya para peserta akan dinilai. “Nantinya, hasil seminar dan ujian ini akan diteliti lebih lanjut sekaligus dinilai untuk mengetahui dan memastikan siapa saja yang berhak mewakili IMI untuk menjadi steward atau pengawas perlombaan MXGP,” paparnya.
Usai seminar ini, IMI masih akan melanjutkan program seminar yang merupakan bagian dari program FIM Academy ini pada 18 dan 19 Februari mendatang, di mana pada acara tersebut akan dilakukan pembahasan mengenai International Technical Steward (CTI) dan International Environmental Steward (CIE). Selanjutnya pada 22 dan 23 April, giliran IMI bekerjasama dengan FIA untuk menggelar seminar seputar sistematis perlombaan roda empat.
Suasana seminar International Medical Commision Chief Medical Officer (CMI)