gilabalap.com – Ada beberapa kejutan yang terjadi di kejuaraan nasional gokart musim 2017. Salah satunya adalah keberhasilan talenta asal Solo, Diptya Oktadewa dari tim Respon Motorsport yang sukses merengkuh tiga gelar prestisius di ajang kejurnas Eshark Rok Cup Indonesia 2017.
Tiga gelar yang berhasil direbut Diptya Oktadewa yaitu juara nasional kelas Shifter 125, juara nasional kelas shifter 150 dan juara nasional kelas Senior Non Seeded.
Titel juara nasional yang disabet Diptya membuatnya mendapatkan tiket tampil di Rok International Final 2018 melawan para juara-juara dari berbagai negara pada pada tanggal 10-13 Oktober nanti di Sirkuit South Garda, Lonato, Italia.
Diptya yang tahun ini baru berusia 15 tahun juga tak menyangka bisa tampil menjadi yang terbaik. “Tampil di final Italia sebenarnya bonus bagi saya. Karena di awal tahun saya hanya mencoba berusaha mengasah skill dan tampil sebaik mungkin. Tapi kerja keras saya berbuah hasil dan saya mampu bersaing dengan lawan-lawan yang lebih senior,” ujar Dio sapaan akrab Diptya Oktadewa.
Lebih lanjut, sebagai persiapannya terbang ke negeri Pizza, siswa SMA Negeri 4 Surakarta ini fokus pada latihan fisik dan menjalankan program dari pelatih. “Sebagai persiapan sebelum ke Italia, saya lebih fokus untuk latihan fisik, dan saya harus disiplin untuk mengikuti instruksi ataupun program yang diberikan pelatih,” sambung Dio.
Dicky Septiawan selaku manajer dan sekaligus pelatih Dio menjelaskan kenapa Dio harus digeber latihan fisik. Menurutnya karakter trek di South Garda memang sangat menguras fisik dan stamina, sehingga mental saja tidak cukup jika tidak didukung kesiapan stamina dan fisik.
“Kuncinya adalah fisik dan harus lebih cepat beradaptasi dengan lintasan disana (South Garda). Lintasan South Garda itu karakternya ngegrip sehingga akan menguras banyak tenaga, jadi faktor ketahanan fisik sangat dibutuhkan,” jelas Dicky yang merupakan mantan pembalap motor era 90 an.
Mengingat ini adalah pengalaman pertama alias debut Dio balapan di Eropa, Dicky pun mencoba menambah kepercayaan diri anak didiknya tanpa membebani dengan target tinggi.
“Ini adalah pengalaman pertama Dio di Eropa. Jangan terlalu terbebani dengan lawan-lawan yang notabene adalah juara di masing-masing negara. Semua sama karena Dio juga juara di Indonesia. Ajang ini kita jadikan penambah jam terbang, karena Dio akan berhadapan dengan lawan-lawan berat. Target yang penting bisa finish dulu aja, kalau bisa masuk final itu bonus,” beber Dicky.
Rencananya Dio dan tim bertolak ke Italia lebih awal, Jumat (28/9) karena seminggu sebelum race final Rok International Dio dijadwalkan ikut serta pada ajang pemanasan trofeo d’Autuno yang juga berlangsung di South Garda. “Kejuaraan ini akan kita maksimalkan untuk mencari setingan, beradaptasi dengan trek dan beradaptasi dengan cuaca di sana,” tutup Dicky.
Diptya Oktadewa (kiri) bersama pelatih